"Keprihatinan awalnya. Dan selanjutnya tidak hanya sekedar prihatin. Mulai aktif di pendidikan anak sebelum ikut Puteri indonesia. Kebetulan Ibu adalah pengurus yayasan anak yatim, pas aku SMP udah ikut ngajar di situ. Suka cerita, dongeng. Sertakan muatan sopan santun dan budi pekerti. Pas udah masuk kuliah diseriusin. Bantu anak jalanan, bikin rumah singgah di Jogja. Pake tempat posyandu," ucap Artika Sari Devi ditemui di Kidzania Pacific Place, SCBD, Jaksel (02/05).
Menurut Artika, salah satu alasannya untuk mengikuti pemilihan Puteri Indonesia pada masa lalu adalah karena pendidikan, di mana ternyata ia memerlukan nama untuk membantu pendidikan dengan lebih efektif.
"Salah satu motivasi saya ikut Puteri Indonesia adalah salah satunya, karena ternyata kita butuh power tuk bantu pendidikan Indonesia. Soalnya waktu itu pernah minta bantuan buku. Door to door. Tapi gak bisa, mungkin mereka gak percaya. Nanti aku kiloin, jual atau gimana. Itu saat mahasiswa. Jadi kalo belum punya nama/power itu gak meyakinkan tuk gerakin massa," katanya.
Posisinya sebagai Puteri Indonesia pun memberikan keuntungan untuk bisa menyatukan semua kalangan. "Pas jadi Puteri Indonesia, bisa sinergikan semua pihak. Dari situ aktif. Saya memberanikan diri tuk jadi volunteer di Komnas-nya Kak Seto, untuk pendidikan dini bagi anak," urainya. (kpl/ato/sjw)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Dukung kontes seo Top 1 oli sintetik mobil-motor indonesia