"Semua fakta sudah diputarbalikkan dan ini sangat berbahaya. Saya tegaskan untuk kasus kedua saya tidak banyak tahu pada tanggal 23 Oktober, memang waktu itu 30 oktober ada pertemuan di Bandung tapi hanya 5 menit, dan memang Gufron sudah tidak bekerja sama lagi dengan saya, hanya menyampaikan Arumi ingin bertemu, saya bertemu selama 5 menit, dan pada saat itu Arumi bilang sudah ditangani oleh KPAI dan dengan berurai air mata Arumi menjelaskan semua, dan saya bilang lanjutkan saja itu yang benar," ujar Kak Seto saat menggelar jumpa pers di Menara Global, Kuningan, Jakarta, Kamis (14/4).
"Untuk pertemuan selanjutnya keluarga menghubungi saya untuk ditunjuk sebagai mediator seperti kabur yang seperti yang pertama. Saya lupa tanggal Gufron dan Arumi datang ke rumah saya, setelah 2 hari saya bertemu dengan bapak Rudi dan apa yang dikemukakan masalah kekerasan psikologis, tapi tidak didengar dia hanya meminta upayakan ditemui," tambahnya.
Lebih lanjut, meski telah dimediasi oleh pihak lain, dalam hal ini mantan ketua MPR, AM Fatwa, namun Arumi tetap pada pendiriannya kalau dia tetap mengalami kekerasan secara psikis.
"Pertemuan ketiga pada 21 Maret 2011 dengan AM Fatwa, bertemu dengan Arumi dan apa yang disampaikan permasalahannya sama, dan pada saat itu Arumi bilang akan bertemu lagi dengan sang ibunda, jika sang ibunda tidak mem-blow up, yang pada akhirnya akan melukai hati Arumi, saya sudah sampaikan tapi tidak diterima, untuk lebih detail itu lebih ke Gufron," ujar Kak Seto. (kpl/adt/sjw)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Dukung kontes seo Top 1 oli sintetik mobil-motor indonesia