Â"Saya menyambut positif sekolah ini. Kalau sekolah ini sudah ada tiga tahun lalu, saya tidak perlu mengirim anak saya ke Sidney untuk belajar tata suara,Â" kata Mira Lesmana ditemui saat diskusi launching SSR, di Gramedia Grand Indonesia, Jakarta, Kamis (15/4).
Menurut Mira Lesmana urusan audio sering ditaruh di bagian belakang, padahal audio itu penting.
Â"Makanya kita butuh sekolah yang fokus ke audio. Pas bikin GIE itu pertama kali memakai sorrounded. Proyek itu berhasil untuk teater di Jakarta, sampai di luar kota jadi jelek. Kalau sound engineernya bagus pasti tidak akan terjadi,Â" kenangnya.Â
Selama ini biaya tergantung mixing audio tergantung dengan variety apa yang perlu dipakai.
Â"Soal studio di dalam negeri, cuma premix kita lakukan di dalam negeri. Nah, karena belum ada studio yang terlisensi di dalam negeri kita mesti final keluar, Bangkok paling dekat. Yang mahal itu perjalanan mesti harus ke luar negeri," tandas istri dari aktor Mathias Muchus ini.
"Kalau ada yang di dalam negeri jadi lebih murah. Final mixing mesti ke luar negeri. Biaya lisensi untuk dolby sekitar US$3000 per project,Â" imbuhnya.
SSR adalah sekolah rekam suara pertama di Indonesia. Dengan lisensi dari SSR Inggris, sekolah ini membentuk diploma untuk siap bekerja di lingkungan industri kreatif.
"Kami menyediakan ruangan juga peralatan standar yang bisa digunakan sebagai media untuk belajar menjadi tenaga profesional sound engineer,Â" ujar Hermanto Murniadi, direktur SSR Jakarta. (kpl/uji/bun)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Dukung kontes seo Top 1 oli sintetik mobil-motor indonesia