"Sambutan baik di sana. Orang Indonesia di Sidney itu menengah ke atas. Intelektualnya di atas rata-rata. Mereka sangat apresiatif. Mereka baru nonton setelah peristiwa Ahmadiyah dan Temanggung. Jadi pas banget momennya," ujar Hanung saat dijumpai di Graha Budaya Taman Ismail Marzuki, Cikini, Jakarta Pusat, Selasa (29/3).
Film ini juga diputar di bioskop-bioskop komersil di Indonesia. Meski jam tayangnya di luar jam reguler namun SANG PENCERAH masih mendapatkan apresiasi dari penonton asal Australia.
"Diputar di bioskop komersil dengan jam di luar reguler. Kalau di reguler itu ketat banget. Soalnya proteksi film lokalnya ketat. Jadi kalau masuk jadwal reguler mesti masuk film import dan itu butuh proses," paparnya.
Bahkan Hanung sempat ditanyai oleh penonton bule yang penasaran serta kagum bahwa ada film yang bagus di Indonesia.
"Bule ada juga yang nonton, mereka nanya kok ada film bagus seperti itu di Indonesia," tukasnya.
SEE!! MUNGKIN SUDAH SAATNYA PARA SINEAS MEMBUAT FILM BERMUTU DARIPADA MENGOBRAL TUBUH SEKSI DAN PAHA (kpl/uji/faj)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Dukung kontes seo Top 1 oli sintetik mobil-motor indonesia