"Dan, saya teringat ketika saat melayat pada saat Gus Dur meninggal, saya duduk di ruang tamu dan ada buku Yasin hijau warnanya lalu saya pegang dan baca. Begitu selesai, lalu akhirnya semuanya pindah ke ruangan depan," ceritanya ketika memberi sambutan dalam acara Gerakan Peduli Pluralisme, Festival Budaya Gus Dur di Taman Ismail Marzuki, Jakpus, Kamis (30/12).
"Lalu tanpa saya sadari buku Yasin hijau milik Gus Dur dari Yayasan Kamboja yang terbawa dengan saya dan hingga sampai sekrang saya selalu bawa kemana-mana," tambahnya kemudian.
Menurut Ayu, kini buku Yasin tersebut sampai licek karena sering ia baca. Ibu dari Axel dan Sean ini berpikir, sebelumnya ia adalah orang yang jarang membaca Yasin dan Tahlil, namun karena buku ini membuatnya rajin membaca hampir tiap minggu satu kali. Menurut Ayu, Gus Dur telah meninggalkan warisan berupa kebiasaan baik buatnya.
"Ini selalu ada ditas saya sampai lecek dan lusuh karena sering dibaca. Akhirnya saya berpikir sejak dulu saya jarang membawa maupun membaca yasin dan tahlil," terangnya.
"Jadi Gus Dur sudah meninggalkan sesuatu yang menjadi kebiasaan baik bagi saya, jadi saya rajin baca Yasin dan tahlil minimal satu minggu satu kali saya baca," pungkasnya. (kpl/ato/sjw)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Dukung kontes seo Top 1 oli sintetik mobil-motor indonesia